MAKALAH PROFESIOANALISME KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH



PROFESIOANALISME KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH


MAKALAH
Diajukan sebagai Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Penulisan Karya Ilmiah



Oleh
YENI RESISCA
14002057







ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014



 

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah penulis tentang Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penulisan Karya Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam membantu dalam kelengkapan makalah ini.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini penulis mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil oleh penulis. Semoga dengan adanya makalah  ini dapat menambah wawasan dan pemahaman penulis.
Padang, Desember 2014
Penulis








BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, erat kaitannya dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Kepala sekolah merupakan salah satu yang memegang peran yang sangat penting dan strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah.
Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan keprofesionalan kepala sekolah ini pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan mudah dilakukan karena sesuai dengan fungsinya, kepala sekolah memahami kebutuhan sekolah yang ia pimpin.
Namun banyak faktor penghambat tercapainya kualitas keprofesionalan kepemimpinan kepala sekolah seperti proses pengangkatannya tidak trasnparan, rendahnya mental kepala sekolah yang ditandai dengan kurangnya motivasi dan semangat serta kurangnya disiplin dalam melakukan tugas, dan seringnya datang terlambat, serta banyak faktor penghambat lainnya yang menghambat tumbuhnya kepala sekolah yang profesional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ini mengimplikasikan rendahnya produktivitas kerja kepala. Berdasarkan masalah-masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis tertarik mengkaji: Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1.    Apa yang dimaksud dengan profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah?
2.    Bagaimana profesional kepala sekolah sebagai pejabat formal?
3.    Bagaimana profesional kepala sekolah sebagai manajer?
4.    Bagaimana professional kepala sekolah sebagai staf?
5.    Bagaimana cara meningkatkan profesionalisme kepala sekolah?

Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.    Profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah.
2.    Tugas  profesionalisme kepala sekolah sebagai pejabat formal.
3.    Tugas profesionalisme kepala sekolah sebagai manajer.
4.    Tugas profesionalisme kepala sekolah sebagai staf.
5.    Cara meningkatkan profesional kepala sekolah.



BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Profesionalisme, Kepemimpinan, dan Kepala Sekolah

Profesionalisme

Freidson (dalam Syaiful, 2012:199) menjelaskan bahwa profesionalisme adalah sebagai komitmen untuk ide-ide professional dan karir. Secara operatif profesionalisme memiliki aturan dan komitmen untuk memberi definisi jabatan keilmuan teknik dan jabatan yang akan diberikan pada pelayanan masyarakat agar secara khusus pandangan-pandangan jabatan dikoreksi secara keilmuan dan etika sebagai pengukuhan terhadap profesionalisme. Profesionalisme tidak dapat dilakukan atas dasar perasaan, kemauan, pendapat, atau semacamnya tetapi benar-benar dilandasi oleh pengetahuan secara akademik.
Paure (dalam Syaiful, 2012:199) mengatakan bahwa profesionalisme harus mereduksi lama pendidikan untuk memberikan kualifikasi bagus tanpa mengurangi standar dengan metodologi pengajaran yang tepat, percepatan proses belajar, menyeleksi ilmu yang diberikan, mengkombinasikan studi dengan pekerjaan secara langung dalam fase-fase yang terintegrated.
Jadi dapat disimpulkan bahwa profesionalisme adalah suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dapat tercapai secara berkesinambungan.

Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisai karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam organisasi tersebut. Menurut Wirawan (dalam Syaiful, 2012:143) kepemimpinan berasal dari kata “pemimpin” yaitu orang yang dikenal oleh dan berusaha mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisir visinya. Kemudian, Geoge R. Terry (dalam Syaiful, 1998:144) pengertian kepemimpinan adalah hubungan antara seorang pemimpin dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerjasama secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pemimpin. Sedangkan, Wirawan (dalam Syaiful, 2012:144) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses pemimpin menciptakan visi, mempengaruhi sikap, perilaku, pendapat, nilai-nilai, norma dan sebagainya dari pengikut untuk merealisasi visi. Sejalan dengan pendapat tersebut Mc. Farland (dalam Syaiful, 2012:145) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah sebagai suatu proses dimana pimpinan digambarkan akan memberikan perintah atau pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yamg telah ditetapkan. Kepemimpinan menurut Koontz (dalam Syaiful, 2012:145) adalah pengaruh, kiat(seni), proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka mau berusaha secara sepenuh hati dan antusias untuk mencapai tujuan. Dan menurut Sutisna (dalam Mulyasa, 2012:107)  kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi  tertentu.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mempangaruhi orang lain untuk mau bekerja sama agar mau melakukan tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuan bersama.

Kepala Sekolah

Kepala sekolah bersal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah”. Kata kepala dapat diartikan “ketua” atau “pemimpin” dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan “sekolah” adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Jadi secara umum kepala sekolah dapat diartikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga di mana tempat menerima dan memberi pelajaran. Wahjosumidjo (2011:83) mengartikan bahwa “Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah sorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah berarti suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dalam menjalankan dan memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah untuk mau bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai Pejabat Formal

Di dalam lingkungan organisasi, kepemimpinan terjadi melalui dua bentuk, yaitu: kepemimpinan formal (fotmal leadership) dan kepemimpinan informal (informal leadership). Kepemimpinan formal terjadi apabila di lingkungan organisasi jabatan otoritas formal dalam organisasi tersebut diisi oleh orang-orang yang ditunjuk melalui proses seleksi. Sedangkan kepemimpinan informal terjadi, di mana kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi diisi oleh orang-orang yang muncul dan berpengaruh terhadap orang lain karena kecakapan khusus atau berbagai sumber yang dimilikinya dirasakan mampu memecahkan persoalan organisasi serta memenuhi kebutuhan dari anggota organisasi yang bersangkutan.
Oleh sebab itu, kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal, sebab pengangkatannya melalui suatu proses dan prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku.
Adapun peranan dari kepala sekolah sebagai pejabat formal yang dikemukakan Wahjosumidjo (2011:89) adalah: mengungkapkan tiga macam peranan seorang pemimpin, yaitu interpesonal, informational dan decisional roles.
Tiga macam peran tersebut dilukisan melalui bagan pada Gambar 1
Gambar 1.

Peranan Kepala Sekolah sebagai Pejabat Formal

Ada tiga macam peranan pemimpin dilihat dari otoritas dan status formal dari seorang pemimpin. Ketiga peran tersebut apabila dikaitkan ke dalam status formal kepemimpinan kepala sekolah, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

Peranan Hubungan antarperseorangan (Interpesonal Roles)

Peranan ini timbul akibat otoritas formal dari sorang manajer, meliputi figurehead, leadership dan liasion.
Lambang (Figurehead)
Dalam pengertian sebagai lambang kepala sekolah mempunyai kedudukan yang selalu melekat dengan sekolah. Kepala sekolah dianggap sebagai lambang sekolah. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah harus selalu dapat memelihara integritas diri agar peranannya sebagai lambang tidak menodai nama baik sekolah.
Kepemimpinan (Leadership)
Peranan sebagai pemimpin mencerminkan tanggung jawab kepala sekolah untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah, sehingga lahir etos kerja dan produktivitas yang tinggi dalam mencapai tujuan.
Fungsi kepemimpinan ini amat penting sebab disamping berperan sebagai penggerak juga berperan untuk melakukan kontrol segala aktivitas guru, staf dan siswa dan sekaligus untuk meneliti persoalan-persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.
Penghubung (Liasion)
Dalam fungsi ini kepala sekolah berperan menjadi penghubung antara kepentingan sekolah dengan lingkungan di luar sekolah. Sedangkan secara internal fungsi liason kepala sekolah menjadi alat perantara antara wakil-wakil para guru, staf, siswa dalam menyelesaikan kepentingan mereka. Tujuan liasion adalah untuk memperoleh informasi dari berbagai pihak untuk keberhasilan kepala sekolah.

Peranan Informasional (Informational Roles)

Kepala sekolah berperan untuk menerima dan menyebarluaskan informasi kepada guru, staf, siswa dan orang tua siswa. Dalam fungsi informasional inilah kepala sekolah berperan sebagai pusat urat syaraf.(never center) sekolah
Ada tiga macam peran kepala sekolah sebagai pusat urat syaraf, yaitu:
Sebagai Monitor
Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan, yaitu kemungkinan adanya informasi-informasi yang berpengaruh terhadap penampilan sekolah, seperti gossip dan kabar angin (Hearsay).
Sebagai Dissesminator
Kepala sekolah bertanggung jawab untuk menyebarluaskan dan membagi-bagi informasi kepada para guru, staf, siswa dan orang tua murid.
Spokesman
Kepala sekolah menyebarkan informasi kepada lingkungan di luar yang dianggap perlu. Dalam fungsi ini kepala sekolah berperan sebagai wakil resmi sekolah.

Sebagai Pengambil Keputusan (Desicional Roles)

Ada empat macam peran kepala sekolah sebgai pengambil keputusan, yaitu:
Entrepreneur
Dalam peranan ini kepala sekolah berusaha untuk memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai pemikiran yang baru, serta melakukan survei untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.
Orang yang memperhatikan gangguan (Disturbance Handler)
Gangguan yang timbul pada suatu sekolah tidak hanya diakibatkan kepala sekolah yang tidak memperhatikan situasi, tetapi bisa juga akibat kepala sekolah yang tidak mampu mengantisipasi semua akibat pengambilan keputusan yang sudah diambil.
Orang yang menyediakan segala sumber (A Resources Allocator)
Kepala sekolah bertanggung jawab untuk mentukan siapa yang akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan. Sumber-sumber yang dimaksud meliputi sumber daya manusia, dana, peralatan dan berbagai kekayaan sekolah yang lain. Seorang kepala sekolah harus secara terus–menerus meneliti dan menentukan bagaimana sumber-sumber tersebut dapat diadakan dan dibagikan.
A negotiator roles
Kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar. Untuk menjalin dan memenuhi kebutuhan baik untuk sekolah maupun dunia usaha. Dalam kerja sama ini meliputi penempatan lulusan, penyesuaian kurikulum, tempat praktik tenaga pengajar, dan sebagainya. Fungsi negosiator akan lebih banyak dilakukan oleh sekolah-sekolah kejuruan, khususnya dengan pihak dunia usaha dan industri.
Seorang pemimpin akan berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya, demikian pula kepala sekolah, apabila pemimpin atau kepala sekolah selalu memperhatikan tujuh hal yang sangat berpengaruh, yaitu:
1.        Perundang-undangan, kebijaksanaan serta peraturan-peraturan yang berlaku.
2.        Variable-variabel yang terjadi di dalam sekolah maupun yang terjadi di luar sekolah.
3.        Interaksi antara sumber daya manusia (guru, siswa, staf, orang tua siswa), sistem dan berbagai macam peralatan.
4.        Efektivitas.
5.        Masalah untung dan rugi.
6.        Terpercaya dan berpengalaman, artinya kepala sekolah harus selalu memelihara kepercayaan yang diiberikan oleh atasan. Kepala sekolah harus senantiasa membuka diri untuk menerima dan mencari pengalaman sesuai dengan perkembangan situasi.
7.        kewibawaan, status, stress, dan konflik.

Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai Manajer

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dari definisi tersebut yaitu:

Proses, adalah suatu cara sistematik dalam mengerjakan sesuatu.

Manajemen sebagai suatu proses, karena semua manajer bagaimanapun juga dengan ketangkasan dan keterampilan yang khusus, mengusahakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan dapat didayagunakan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Kegiatan-kegiatan tersebut:
1.    Merencanakan, dalam arti kepala sekolah harus benar-benar memikirkan dan merumuskan dalam suatu program tujuan dan tindakan yang harus dilakukan.
2.    Mengorganisasikan, berarti kepala sekolah harus mampu menghimpun dan mengorganisasikan sumber daya manusia dan sumber-sumber material sekolah, sebab keberhasilan sekolah sangat bergantung pada kecakapan dalam mengatur dan mendayagunakan berbagai sumber dalam mencapai tujuan.
3.    Memimpin, dalam arti kepala sekolah mampu mengarahkan dan mempengaruhi seluruh sumber manusia untuk melakukan tugas-tugasnya yang esensial.
4.    Mengendalikan, dalam arti kepala sekolah memperoleh jaminan bahwa kepala sekolah berjalan mencapai tujuan. Apabila terdapat kesalahan di antara bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut, kepala sekolah harus memberikan petunjuk dan meluruskan.

Sumber daya suatu sekolah

Sumber daya suatu sekolah meliputi dana, perlengkapan, informasi, maupun sumber daya manusia, yang masing-masing berfungsi sebagai pemikir, perencana, pelaku serta mendukung mencapai tujuan.

Mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berarti bahwa kepala sekolah berusaha untuk mencapai tujuan akhir yang bersifat khusus. Tujuan akhir yang spesifik ini berbeda-beda antara organisasi yang satu dengan yang lain.




















 





Gambar 2.
Manajemen sekolah sebagai suatu proses
Berdasarkan uraian tersebut,seorang manajer atau seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali. Keberadaan manajer pada suatu organisasi sangat diperlukan, sebab prganisasi sebagai alat mencapai tujuan organisasi dimana di dalamnya berkembang berbagai macam pengetahuan, serta organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan karier-karier sumber daya menusia, yang memerlukan manajer yang mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun peran dari kepala sekolah sebagai manajer yang dikemukakan Wahjosumidjo (2011:97) adalah :

Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain.

Pengertian orang lain tidak hanya para guru, staf, siswa dan orang tua siswa, melainkan termasuk atasan kepala sekolah, para kepala sekolah lain serta pihak-pihak yang perlu berhubungan dan bekerjasama. Dalam fungsi ini kepala sekolah berprilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah.

Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.

Keberhasilan dan kegagalan bawahan adalah suatu pencerminan langsung keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin. Dengan demikian kepala sekolah bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staf dan orangtua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah.
Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan.

Kepala sekolah harus berfikir secara analistik dan konsepsional.

Fungsi ini berarti menuntut setiap kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible. Demikan pula dengan kepala sekolah harus mampu melihat setiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan.

Kepala sekolah sebagai juru penengah

Dalam lingkungan sekolah sebagai satu orgnisasi, didalamnya terdiri manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Sehingga tidak terhindarkan tumbuh pertentangan atau konflik satu dengan yang lain. Untuk itu kepala sekolah harus turun tangan sebagai penengah.
Kepala sekolah sebagai politisi
Sebagi seorang politisi, kepala sekolah harus selalu berusaha untuk meningkatkan tujuan organisasi serta pengembangan program jauh ke depan. Untuk itu sebagai seorang politisi kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan. Peran politis seorang kepala sekolah dapat berkembang secara efektif, apabila:
1.    Dapat dikembnagkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap kewajiban masing-masing.
2.    Terbentuknya aliansi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3.
3.    Terciptanya kerja sama dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.
Kepala sekolah sebagai diplomat
Dalam peranan sebagai diplomat dalam barbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi dari sekolah yang dipimpinnya.
Kepala sekolah berfungsi sebagai pengambil keputusan yang sulit
Tidak ada satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan; kesulitan dana, persoalan pegawai, perbedaan pendapat terhadap kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh kepala sekolah, dan masih banyak lagi. Apabila terjadi kesulitan-kesulitan, kepala sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.

Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai Staf

Disamping peranan kepala sekolah sebagai pejabat formal, kepala sekolah berperan juga sebagai seorang staf. Berperan sebagai staf, karena keberadaan kepala sekolah di dalam lingkungan organisasi yang lebih luas atau di luar sekolah berada di bawah kepemimpinan pejabat lain, baik langsung maupun tidak langsung, yang berperan sebagai atasan kepala sekolah.
Oleh sebab itu sebagai bawahan, seorang kepla sekolah juga melakukan tugas staf, artinya seseorang yang bertugas membantu atasan dalam proses pengelolaan organisasi. Pengertian membantu atasan, mengandung arti memberikan saran, pendapat, pertimbangan.
Agar tugas-tugas kepala sekolah sebagai staf dalam membantu atasan, dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka kepala sekolah selalu.
Melihat, memperhatikan dan mencari cara-cara baru untuk maju.
1.    Memberikan informasi yang diperlukan tentang sebab dan akibat suatu tindakan.
2.    Memiliki perasaan prioritas, cara berfikir tepat waktu, strategis, prespektif, dan pertimbangan-pertimbangan yang lain.
3.    Menyadari kedudukan sebagaai pemikir, bukan sebagai pengambil keputusan dan pemberi perintah.
4.    Manajemen modern selalu bertumpu kepada permasalahan dan kompleksitas. Oleh sebab itu, peran staf sebagai brainpower atau braintrust merupakan kebutuhan mutlak yang tidak dapat di pisahkan dari keseluruhan proses pengelolaan suatu organisasi.
Tugas-tugas sebagai staf kepala sekolah hanya dapat berhasil efektif, apbila setiap kepla sekolah menyadari dan memahami pernannya sebagi staf, serta mampu mewujudkan dalam perilaku dan perbuatan, macam-macam persyaratan pemimpin dan sebagai staf, yang mencakup butir-butir nilai sebagai berikut;
1.    Memiliki kualitas umum kepemimpinan.
2.    Memiliki persyaratan khusus kepemimpina.
3.    Menguasai teknik pengendalian.
4.    Pandai menyesuaikan diri.
5.    Taat pada norma, etika, dan hierarki organisasi.
6.    Mampu menciptakan suasana keterbukaan.
7.    Bersifat terbuka terhadap kritik.
8.    Menguasai situasi dan kondisi bawaha.
9.    Kemampuan mengendalikan diri.
10.              Menguasai kemampuan menganalisis situasi.
11.              Memiliki keahlian khusus.
12.              Taat pada hubungan dan tata kerja yang berlaku.
13.              Loyal terhadap birokrasi yang berlaku.
14.              Kamauan bekerja keras.
15.              Selalu memiliki optimisme.

Cara Meningkatkan Profesionalisme Kepala Sekolah

Seperti halnya diungkapkan di muka, banyak faktor penghambat tercapainya kualitas keprofesionalan kepemimpinan kepala sekolah seperti proses pengangkatannya tidak trasnparan, rendahnya mental kepala sekolah yang ditandai dengan kurangnya motivasi dan semangat serta kurangnya disiplin dalam melakukan tugas, dan seringnya datang terlambat, wawasan kepala sekolah yang masih sempit, serta banyak faktor penghambat lainnya yang menghambat tumbuhnya kepala sekolah yang professional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Berdasarkan masalah-masalah tersebut, adapun cara mengatasi kelemahan tersebut adalah:

Pembinaan Kemampuan Profesional Kepala Sekolah

Wadah-wadah yang telah dikembangkan dalam pembinaan kemampuan profesional kepala sekolah adalah musyawarah kepala sekolah (MKS), kelompok kerja kepala sekolah (KKKS), pusat kegiatan kepala sekolah (PKKS). Disamping itu peningkatan dapat dilakukan melalui pendidikan, dengan program sarjana atau pascasarjana bagi para kepala sekolah sesuai dengan bidang kehaliannya, sehingga tidak terlepas dari koridor disiplin ilmu masing-masing.
Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administarsi,memiliki  komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepala sekolah harus melakukan peningkatan profesionalisme sesuai gaya kepemimpinannya, berangkat dari kemauan dan kesediaan, bersifat memperkasai dan didasari pertimbangan yang matang, lebih berorientasi kepada bawahan, demokrasi, lebih terfokus pada hubungan daripada tugas, serta mempertimbangkan kematangan bawahan.

Revitalisasi MGMP dan MKKS di Sekolah

Melalui MGMP dan MKKS dapat dipikirkan bagaimana menyiasati kurikulum yang padat dan mencari alternatif pembelajaran yang tepat serta menemukan berbagai variasi metode dan variasi media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
MGMP dan MKKS dapat menyusun dan mengevaluasi perkembangan kemajuan pendidikan di sekolah. Evaluasi kemajuan dapat dilakukan secara berkala dan hasilnya digunakan untuk menyempurnakan rencana berikutnya. Kegiatan MGMP dan MKKS yang dilakukan dengan insentif, dapat dijadikan sebagai wahana pengembangaan diri guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan, serta menambah pengetahuan dan keterampilan.
Dengan mengefektifkan MGMP dan MKKS semua kesulitan dan permasalahan yang dihadapi oleh guru dan kepala sekolah dalam kegiatan pendidikan dapat dipecahkan, dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

Peningkatan Disiplin

Dalam menumbuhkan kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pandidikan di sekolah diperlukan adanya peningkatan disiplin untuk menciptakan iklim sekolah yang lebih kondusif dan dapat memotivasi kerja, serta menciptakan budaya kerja dan budaya disiplin para tenaga kependidikan dalam melakukan tugasnya di sekolah.

Pembentukan Kelompok Diskusi Profesi

Kelompok diskusi profesi dapat dibentuk untuk mengatasi tenaga kependidikan yang kurang semangat dalam melakukan tugas-tugas kependidikan di sekolah, yang melibatkan pengawas sekolah, komite sekolah atau orang lain yang ahli dalam memecahkan masalah yang dihadapi kepala sekolah dan tenaga kependidikan.
Dalam pengembangan  kemampuan profesioanl, setiap tenaga kependidikan dapat menyampaikan hasil diskusi dalam forum yang lebih besar, sehingga terjadi saling tukar pengalaman dan saling membantu bila terjadi kesulitan. Kelompok diskusi profesi ini, khususnya untuk meningkatkan motivasi serta menambah wawasan seluruh tenaga kependidikan di sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Peningkatan Layanan Perpustakaan Dan Penambahan Koleksi

Salah satu sarana peningkatan profesionalisme kepala sekolah adalah tersedianya buku yang dapat menunjang kegiatan sekolah dalam mendorong visi menjadi aksi. Karena akan sangat sulit dapat mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme kepala sekolah jika tidak ditunjang oleh sumber belajar yang memadai.
Peningkatan profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah harus dilakukan melalui suatu strategi. Melalui strategi perbaikan mutu inilah diharapkan dapat mengatasi masalah rendahnya pendidikan mutu pendidikan yang mengoptimalkan segala sumber daya yang terdapat di sekolah. Upaya peningkatan profesionalisme kepala sekolah merupakan proses keseluruhan dan organisasi sekolah serta harus dilakukan secara berkesinambungan karena perubahan yang terjadi selalu dinamis serta tidak bisa diprediksi sehingga kepala sekolah maupun tenaga kependidikan harus selalu siap dihadapkan pada kondisi perubahan. Ada istilah seorang tenaga pendidik yang tadinya professional belum tentu akan terus professional bergitupun sebaliknya, tenaga kependidikan yang tadinya tidak professional belum tentu akan selamanya tidak professional. Dari pernyataan itu jelas kalau perubahan akan selalu terjadi dan menuntut adanya penyesuaian sehingga kita dapat mengatasi perubahan tersebut dengan penuh persiapan.
Dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan profesionalisme kepala sekolah harus ada pihak yang berperan dalam peningkatan mutu tersebut. Dan yang berperan dalam peningkatan profesionalisme kepala sekolah adalah pengawas sekolah yang juga merupakan pemimpin pendidikan yang bersama-sama kepala sekolah memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan sekolah.
Selain itu kepala sekolah harus memiliki visi dan misi, serta strategi manajemen pendidikan secara utuh yang berorientasi kepada mutu. Strategi ini dikenal dengan manajemen mutu terpadu (MMT). Yang merupakan usaha sistematis dan terkoordinasi untuk secara terus-menerus memperbaiki kualitas layanan.
Sedikitnya terdapat lima sifat layanan yang harus diwujudkan oleh kepala sekolah, yakni layanan sesuai dengan yang dijanjikan (reliability), mampu menjamin kualitas pembelajaran (assurance), iklim sekolah yang kondusif (tangible), memberikan perhatian penuh kepada peserta didik (emphaty), dan cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik (responsiveness)



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kepala sekolah merupakan pemimipin formal yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan tertentu. Untuk itu kepala sekolah bertangggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan baik yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan maupun dalam mencipatakan iklim sekolah yang kondusif yang menumbuhkan semangat tenaga pendidik maupun peserta didik. Dengan kepemimpinan kepala sekolah inilah, kepala sekolah diharapakan dapat memberikan dorongan serta memberikan kemudahan untuk kemajuan serta dapat memberikan inspirasi dalam proses pencapaian tujuan.
Kepala sekolah diangkat melalui prosedur serta persyaratan tertentu yang bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan yang mengimplikasikan meningkatkanya prestasi belajar peserta didik. Kepala sekolah yang profesional akan berfikir untuk membuat perubahan tidak lagi berfikir bagaimana suatu perubahan sebagaimana adanya sehingga tidak terlindas oleh perubahan tersebut.
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang diterapkan dunia pendidikan, sehingga menuntut penguasaan kepala sekolah secara profesional. Untuk itu kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah dan berkesinambungan. Peningkatan profesionalisme kepala sekolah perlu dilaksankan secara berkesinambungan dan terencana dengan melihat permasalahan-permasalahan dan keterbatasan yang ada. Sebab kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang juga bertanggung jawab dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya. Kepala sekolah yang profesional akan mengetahui kabutuhan dunia pendidikan, dengan begitu kepala sekolah akan melakukan penyesuian-penyesuian agar pendidikan berkembang dan maju sesuai dengan kebutuhan pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kepala sekolah  yang profesional mampu melaksanakan tugas dengan baik apabila didasari oleh kemampuan dalam memimpin anggota, keterampilan konseptual dan hubungan manusiawi, maupu berkomunikasi dengan guru, maupun dengan pihak atasan, mampu menilai kinerja guru dan staf administrasi, kemampuan menganalisis masalah, mengambil keputusan secara cepat dan tepat.

Saran

Upaya peningkatan profesionalisme kepala sekolah merupakan proses keseluruhan dan organisasi sekolah serta harus dilakukan secara berkesinambungan karena peubahan yang terjadi selalu dinamis serta tidak bisa diprediksi sehingga kepala sekolah maupun tenaga kependidikan harus selalu siap dihadapkan pada kondisi perubahan.
Peningkatan profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah harus dilakukan melalui suatu strategi. Dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan profesionalisme kepala sekolah harus ada pihak yang berperan dalam peningkatan mutu tersebut. Dan yang berperan dalam peningkatan profesionalisme kepala sekolah adalah pengawas sekolah yang juga merupakan pemimpin pendidikan yang bersama-sama kepala sekolah memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan sekolah.




DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa. 2011. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sagala, Syaiful. 2012. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Sudrajat, Akhmad . 2008. “Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah”. (online), (https://akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses 26 November 2014).
Wahyosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Pers.
Wahyudi. 2012. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Dalam Organisasi Pembelajaran ( Learning Organization). Bandung: Alfabeta.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengumpulan Dan Pengelolaan Data Dalam Perencanaan Pendidikan

MAKALAH KOMUNIKASI ORGANISASI